DEFINISI ILMU PENGETAHUAN




Manusia sebenarnya diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk yang sadar. Kesadaran manusia itu dapat disimpulkan dari kemampuannya untuk berfikir, berkehendak, dan merasa. Dengan pikirannya manusia mendapatkan (ilmu) pengetahuan, dengan kehendaknya manusia mengarahkan prilakunya, dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kesenangan. Sarana untuk memelihara dan meningkatkan ilmu pengetahuan dinamakan logika, sedangkan sarana-sarana untuk memelihara serta meningkatkan pola perilaku dan mutu kesenian, disebut etika dan estetika. Apabila pembicaraan dibatasi pada logika, hal itu merupakan ajaran yang menunjukkan bagaimana manusia berfikir secara tepat dengan berpedoman pada ide kebenaran.

Apakah sosiologi benar-benar merupakan suatu ilmu pengetahuan? Sejak mulakala, para pelopor sosiologi menganggapnya demikian tetapi apakah anggapan tadi benar? Persoalan tersebut mungkin dapat diselesaikan dengan terlebih dahulu berusaha merumuskan apakah yang dimaksudkan dengan ilmu pengetahuan (science). Secara pendek dapatlah dikatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan (knowledge) yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran, yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang ingin mengetahuinya. Perumusan tadi sebetulnya jauh dari sempurna, tetapi yang terpenting adalah perumusan tersebut telah mencakup beberapa unsur yang pokok. Unsur-unsur (elements) yang merupakan bagian-bagian yabg tergabung dalam suatu kebulatan adalah :

  1. Pengetahuan (knowledge);
  2. Tersusun secara sistematis;
  3. Menggunakan pemikiran;
  4. Dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum (objektif).

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan, takhayul, dan penerangan-penerangan yang keliru. Misalnya di kalangan orang-orang marindanim di irian barat ada suatu kepercayaan bahwa sebelum mereka berburu harus diadakan upacara, didatangkan seorang dukun, dibacakan mantra-mantra dan dikeluarkan juga jimat-jimat supaya perburuan mereka berhasil. Contoh lain adalah adanya anggapan (dahulu kala) tentang ras kulit putih yang mempunyai tingkat kepandaian yang melebihi tingkat kepandaian ras-ras dengan warna kulit lain. Kepercayaan-kepercayaan tersebut, yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya, menimbulkan ketidakpastian, sedangkan pengetahuan bertujuan untuk mendapatkan kepastian serta menghilangkan prasangka sebagai akibat ketidakpastian tersebut diatas.

Sangat penting untuk diketahui bahwa pengetahuan berbeda dengan buah pikiran (ideas) karena tidak semua buah pikiran merupakan pengetahuan. Pernah ada buah pikiran yang mengatakan bahwa suatu pemerintah atau negara tunggal yang mencakup seluruh dunia akan mencegah terjadinya perang, namun tidak pernah diketahui dengan pasti apakah buah pikiran tadi benar. Ada pula buah pikiran yang mengatakan bahwa usia lima tahun merupakan patokan untuk dapat meramalkan apakah seseorang akan menjadi gila atau tidak dikelak kemudian hari, yang belum pasti benar.

Tidak semua buah pikiran memerlukan pembuktian akan kebenarannya atau ketidakbenarannya karena ada buah pikiran yang semata-mata merupakan kelakar dan angan-angan belaka dari manusia. Namun, buah pikiran dan angan-angan juga merupakan bahan yang berharga bagi seorang ilmuwan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya.

Tidak semua pengetahuan merupakan suatu ilmu. Hanya pengetahuan yang tersusun secara sistematis saja yang merupakan ilmu pengetahuan. Sistematika berarti urutan-urutan yang tertentu unsur-unsur yang merupakan suatu kebulatan sehingga dengan adanya sistematika tersebut akan jelas tergambar garis besar ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Sistem tadi merupakan suatu konstruksi yang abstrak dan teratur sehingga merupakan keseluruhan yang terangkai. Artinya, setiap bagian dari suatu keseluruhan dapat dihubungkan satu dengan yang lainnya. Abstrak berarti bahwa konstruksi tersebut hanya ada dalam pikiran dan tidak dapat diraba ataupun dipegang. Sistem di dalam ilmu pengetahuan harus bersifat dinamis, artinya, sistem tersebut harus menggunakan cara-cara yang selalu disesuaikan dengan taraf perkembangan ilmu pengetahuan pada suatu saat.

Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan penggunaan kekuatan pikiran, di mana pengetahuan tersebut selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis. Tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk lebih mengetahui dan mendalami segala segi kehidupan. Pada hakikatnya ilmu pengatahuan timbul karena adanya hasrat ingin tahu dalam diri manusia. Hasrat ingin tahu tadi timbul karena banyak sekali aspek kehidupan yang masih gelap bagi manusia dan manusia ingin mengetahui kebenaran dari kegelapan tersebut. Setelah manusia memperoleh pengetahuan tentang sesuatu, kepuasannya tadi segera di susul lagi oleh suatu kecenderungan tersebut, yang dapat ditempuh melalui berbagai cara berikut.

  1. Penemuan secara kebetulan, artinya penemuan yang sifatnya tanpa direncanakan dan diperhitungkan terlebih dahulu. Penemuan semacam ini, walaupun kadang-kadang bermanfaat, tidak dapat dipakai dalam suatu cara kerja yang ilmiah karena keadaannya yang tidak pasti atau kurang mendekati kepastian. Dengan demikian, datangnya penemuan tidak dapat diperhitungkan secara berencana dan tidak selalu memberikan gambaran yang sesungguhnya.
  2. Hal untung-untungan, artinya penemuan melalui cara percobaan-percobaan dan kesalahan-kesalahan. Perbedaan dengan penemuan secara kebetulan adalah pada metode ini manusia lebih bersikap aktif untuk mengadakan percobaan-percobaan, walaupun tidak ada pengetahuan yang pasti tentang hasil-hasilnya.
  3. Kewibawaan, yaitu berdasarkan penghormatan terhadap pendapat atau penemuan yang dihasilkan oleh seseorang atau lembaga tertentu yang dianggap mempunyai kewibawaan atau wewenang.
  4. Usaha-usaha yang bersifat spekulatif, walaupun agak teratur, artinya dari sekian banyak kemungkinan, dipilihkan salah satu kemungkinan walalupun pilihan tersebut tidaklah didasarkan pada keyakinan apakah pilihan tersebut merupakan cara yang setepat-tepatnya.
  5. Pengalaman, artinya berdasarkan pikiran kritis. Akan tetapi, pengalaman belum tentu teratur dan bertujuan. Mungkin pengalaman tersebut hanya untuk dicatat saja.
  6. Penelitian ilmiah, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala dengan jalan analisis dan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta masalah yang dosoroti untuk kemudian mengusahakan pemecahannya.

Penelitian secara ilmiah dilakukan manusia untuk menyalurkan hasrat ingin tahu yang telah mencapai taraf keilmuan, yang disertai dengan keyakinan bahwa setiap gejala dapat ditelaah dan dicari sebab akibatnya.

Tags : definisi ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, pengetahuan, arti pengetahuan, arti ilmu, apa itu ilmu, apa itu ilmu pengetahuan


loading...

Subscribe to receive free email updates: