Transistor merupakan kependekan dari Transfer Resistor, atau
suatu komponen elektronika yang dapat mengalirkan atau memutuskan aliran arus
yang besar dengan pengendalian arus
listrik yang relatif sangat kecil, dengan mengubah resistansi lintasannya.
Kemampuannya tersebut hampir sama dengan relay, namun transistor memiliki
kelebihan antara lain yaitu :
a. Arus
pengendali pada transistor jauh lebih kecil sehingga lebih mudah
mengendalikannya.
b.
Transistor tidak menggunakan kontak mekanis, sehingga tidak menimbulkan
percikan api dan lebih tahan lama.
c. Ukuran
transistor relatif lebih kecil dan kompak dibanding relay.
d. Dapat bekerja
pada tegangan kerja yang bervariasi.
Namun demikian, disamping mempunyai kelebihan, transistor
juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain:
a. Kesalahan penghubungan kaki transistor akan berakibat
kerusakan permanen.
b. Panas yang dihasilkan pada transistor lebih besar sehingga
bila tidak diberi pendinginan yang cukup, akan memperpendek usia transistor.
Terdapat dua
jenis transistor, yaitu :
a. Tipe
NPN
b. Tipe PNP
|
Gambar Transistor dan simbolnya (E =
emitor, B = basis/gate, C = kolektor)
Untuk menentukan apakah suatu transistor adalah NPN atau PNP
tidak dapat secara fisik. Kita dapat
melihat dari kode dan mencocokkannya dengan Transistor handbook. Pada
transistor terdapat dua aliran arus lsitrik, yaitu arus dari kaki Basis ke
Emitor ( atau sebaliknya ) yaitu IB-E dan arus yang mengalir dari
Kolektor ke Emitor ( atau sebaliknya ) yaitu IC-E.
Aplikasi/penerapan transistor dalam sistem kelistrikan banyak
digunakan sebagai saklar elektronik.
Adapun cara kerja transistor secara ringkas adalah: jika ada arus pemicu
(arus kecil) yang mengalir dari Basis ke Emitor
maka arus yang besar akan mengalir dari
Kolektor ke Emitor (untuk jenis NPN) atau jika ada arus pemicu (arus
kecil) dari Emitor ke Basis, maka arus yang besar akan mengalir dari Emitor ke
Kolektor (untuk jenis PNP).
Contoh Aplikasi Transistor pada Sepeda Motor
Aplikasi/penggunaan
transistor pada sistem kelistrikan sepeda motor bisa ditemukan dalam rangkaian sistem pengapian
semi transistor maupun full transistor, sistem tanda belok yang menggunakan flasher tipe transistor,
sistem pengisian yang menggunakan pengaturan tegangan secara elektronik, dan
sebagainya. Gambar di bawah ini memperlihatkan aplikasi transistor pada sistem
pengapian full transistor sepeda motor: jika terminal basis TR2 mendapat sinyal
dari pick up coil, maka arus yang mengalir lewat R akan cenderung ke massa
lewat terminal C ke terminal E TR2.
Akibatnya basis TR1 tidak ada arus sehingga TR1 akan OFF, sehingga arus pada
kumparan primer ignition coil (koil pengapian) akan terputus dan akan terjadi
induksi pada kedua kumparan koil pengapian tersebut. Terjadinya induksi tersebut
menghasilkan percikan bunga api pada busi.
|
Gambar Contoh aplikasi penggunaan transistor pada sepeda motor
|
|